Info Terbaru 2022

12 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada

12 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada
12 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada
12 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada | TradisiKita - Kerajaan Majapahit, merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang pernah mengalami kejayaan dibumi pertiwi. Bukti - bukti yang menguatkan bahwa kerajaan Majapahit yakni kerajaan Hindu - Buddha yakni banyaknya peninggalan kerajaan Majapahit yang berbentuk candi.

Candi yakni istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu dan Buddha. Namun demikian fungsi candi tidak hanya sebagai tempat diberibadah, fungsi candi lainnya yakni antara lain :
  • Tempat pengajaran agama
  • Penyimpanan bubuk jenazah
  • Tempat pemujaan atau  tempat bersemayam dewa
  • Petirtaan (pemandian) 
  • Gapura

Salah satu peninggalan kerajaan Majapahit yang masih ada hingga dikala ini Candi. Dan diberikut ini daftar 12 Candi Peninggalan Majapahit yang perlu kita ketahui :

1. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI SUKUH


Candi Peninggalan Majapahit yang dikenal dengan Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah. Candi Sukuh merupakan candi Hindu alasannya yakni ditemukan objek pujaan Lingga dan Yoni yang merupakan objek pemujaan umat Hindu. Candi ini dianggap perdebatanal alasannya yakni bentuknya yang kurang lazim dan alasannya yakni penggambaran alat-alat kelamin insan secara eksplisit pada beberapa figurnya

Candi Sukuh pertama kali ditemukan pada tahun 1815 oleh residen Surakarta yaitu Johnson. Johnson dikala itu ditugaskan oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data untuk bukunya �The History of Java�.

Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi  Situs Warisan Dunia semenjak tahun 1995.

 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada 12 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada
Candi Sukuh | wikipedia.org

2. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI CETO


Candi peninggalan Majapahit selanjutnya berlokasi di kaki Gunung Lawu atau tepatnya di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang dikenal dengan nama Candi Ceto.

Cadi Cetho ini dipercaya dibangun pada kala 15 dimasa final kerajaan Majapahit. Laporan ilmiah pertama mengenai Candi Ceto dibentuk oleh van de Vlies pada tahun 1842. Berdasarkan keadaan kadab reruntuhan candi Ceto diteliti, diperkirakan candi ini berusia tidak terlalu berbeda dengan candi Sukuh  yang cukup berdekatan lokasinya.

Candi Ceto Tampak Depan - wikipedia.org

3. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI BRAHU


Candi Brahu merupakan salah satu candi peninggalan Majapahit yang terletak di dalam daerah situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Secara manajemen candi ini berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto�Jombang, Jawa Timur.
Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok bertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) mayat raja-raja. Akan tetapi, dalam penelitian tak ada satu pakar pun yang berhasil menemukan bekas bubuk mayat dalam bilik candi. Hal ini dipembuktian sehabis dilakukan pemugaran candi pada tahun 1990 hingga 1995.

Candi Brahu

4. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI PARI

Candi Pari merupakan salah satu candi peninggalan Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, lampau diatas gerbang candi Pari ini terdapat goresan pena 1293 saka atau 1371 Masehi. Letak candi Pari berada di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
enurut Laporan J. Knebel dalam �Rapporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera� 1905-1906. Candi Pari dan Candi Sumur dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu. 

Candi Pari | ragnesia.blogspot.co.id

5. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI JABUNG

Candi Jabung yakni candi hindu peninggalan Majapahit yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.


Dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.


Candi Jabung | id.wikipedia.org

6. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI TIKUS


Candi Tikus merupakan candi peninggalan Majapahit yang terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto, Jawa Timur. Candi Tikus yang tiruanla telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan menurut laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, wacana ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 hingga dengan 1985.

Nama �Tikus� hanya merupakan sebutan yang dipakai masyarakat setempat, alasannya yakni kabarnya pada dikala ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.

Candi Tikus

7. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI SURAWANA

Candi Surawana (Surowono) yakni candi Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur maritim dari Kota Kediri. Candi Surawana mempunyai nama sesungguhnya yang disebut Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada kala 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit

Ukuran Candi Surawana tidak terlalu besar, hanya 8 X 8 m2. Candi yang seluruhnya dibangun memakai kerikil andesit ini merupakan candi Siwa. Saat ini seluruh tubuh dan atap candi telah hancur tak bersisa. Hanya kaki candi setinggi sekitar 3 m yang masih tegak di tempatnya

 
Candi Surawana | id.wikipedia.org

8. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI WRINGIN BRANJANG


Candi Wringin Branjang berada di desa Gadungan, kecamatan Gandusari, kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Candi Wringin Branjang merupakan peninggalan Majapahit dengan bentuk sangat sederhana, dimana Candi ini tidak mempunyai kaki Candi, hanya mempunyai tubuh dan atap Candi. Sedangkan ukurannya mempunyai panjang 400 cm, lebar 300 cm, dan tinggi 500 cm, dengan lebar pintu masuk 100 cm dan tinggi 200 cm, ditambah lagi dibagian dindingnya tidak terdapat relief menyerupai kebanyakan Candi, tapi ada lubang ventilasi.

Dengan bentuk Candi yang menyerupai itu, diperkirakan Candi Wringin Branjang ini dipergunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat upacara dan sejenisnya.


 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada 12 Candi Peninggalan Majapahit Yang Masih Ada
Candi Wringin Branjang | mblitar.net

9. Candi Peninggalan Majapahit - GAPURA BAJANG RATU


Bangunan Gapura Bajang Ratu diperkirakan dibangun pada kala ke-14 dan yakni salah satu gapura besar dan peninggalan masa keemasan kerajaan Majapahit. Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang dalamNegarakertagama disebut "kembali ke dunia Wisnu" tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328 M). Namun bergotong-royong sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini didukung adanya relief "Sri Tanjung" dan sayap gapura yang melambangkan penglepasan dan hingga kini di daerah Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan kalau melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang.

Candi Bajang Ratu | id.wikipedia.org
Gapura Bajang Ratu yang juga dikenal dengan nama candi Bajang Ratu terletak di Desa Timon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

10. Candi Peninggalan Majapahit - GAPURA WRINGIN LAWANG

Gapura Wringin Lawang yakni sebuah gapura atau candi peninggalan kerajaan Majapahit abad ke-14 yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Bangunan ini terletak tak jauh ke selatan dari jalan utama di Jatipasar.

Candi Wringin Lawang - id.wikipedia.org
Gapura Wringin Lawang yang berarti juga "Pintu Beringin" ini terbuat dari materi bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada kala ke-14. Gerbang ini lazim disebut bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur menyerupai ini diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali. Kebanyakan sejarawan setuju bahwa gapura ini yakni pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit.

11. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI PLUMBANGAN

Candi Plumbangan terletak di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kesamben, Blitar, Jawa Timur. Letak candi Plumbangan agak jauh dari jalan raya Malang-Blitar, di tengah perumahan. Tidak banyak warta yang didapat mengenai bangunan kuno ini, kecuali bahwa pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Tampaknya bangunan kuno candi plumbangan yang dipercaya sebagai salah satu peninggalan Majapahit ini belum sepenuhnya berhasil dipugar. Di sekeliling pelataran tertata batu-batu banyak sekali bentuk yang belum diketahui fungsinya maupun letak dan susunan aslinya.
Candi Plumbangan | http://candi.perpusnas.go.id

12. Candi Peninggalan Majapahit - CANDI RIMBI

Candi Rimbi merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit. Candi Rimbi terletak di kaki Gunung Anjasamoro, tepatnya di tepi jalan raya di sebelah tenggara Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa Timur. Areal yang ditpeduli Candi Rimbi relatif sempit, dikelilingi oleh lahan pertanian penduduk.

Candi Rimbi - http://candi.perpusnas.go.id
Reruntuhan bangunan candi rimbi ditemukan kembali pada final kala 19 oleh Alfred Wallace, dalam perjalanannya ke Wonosalam untuk mengumpulkan contoh-contoh tumbuhan. Candi Rimbi merupakan candi Syiwa, terlihat dari relief yang diberisi aliran Tantri yang terpahat di kaki candi. Diduga candi ini dibangun pada pertengahan kala ke-14, sebagai penghormatan kepada Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani yang memerintah Majapahit pada tahun 1329-1350. Dugaan ini didasarkan pada ditemukannya dua buah arca Dewi Parwati, yang diperkirakan merupakan pencerminan Dewi Tribhuwana. Kedua arca tersebut dikala ini tersimpan di Museum Trowulan dan Museum Nasional.


Demikian Sobat Tradisi, 12 candi peninggalan Majapahit sebagai penambah wawasan Sobat tiruana mengenai sejarah khususnya sejarah kerajaan Majapahit. Semoga berkhasiat.
Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90