Info Terbaru 2022

I Wayan Rindi, Maestro Pencipta Tari Pendet Bali

I Wayan Rindi, Maestro Pencipta Tari Pendet Bali
I Wayan Rindi, Maestro Pencipta Tari Pendet Bali
I Wayan Rindi, Maestro Pencipta Tari Pendet Bali | TradisiKita - Berbicara duduk masalah tari pendet tentu tak bisa lepas dari Banjar Lebah di Jalan Kecubung Denpasar dan Banjar Kedaton di Jalan Hayam Wuruk Denpasar. Guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr I Wayan Dibia mengatakan, “Tari Pendet dipenilaian bisa menjadi sumber pandangan gres bagi penciptaan tari-tari ciptaan gres maupun tari komtemporer yang disajikan sebagai seni balih-balihan yaitu pertunjukan seni yang bersifat sekuler”.

Tari Pendet ialah tarian kelompok yang biasanya ditarikan oleh sekelompok remaja putri di mana setiap orang penari membawa sebuah mangkok perak (bokor) yang memberikansikan bunga berwarna-warni. Pada tamat tariannya, para penari menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton, sebagai wujud ungkapan dan ucapan selamat datang.

Pendet merupakan salah satu tarian paling tua di antara tarian homogen di Pulau Bali, dan diperkirakan lahir tahun 1950 silam. Penggagas dari tarian tersebut, ialah dua seniman besar kelahiran Desa Sumertha, Denpasar, yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng dari Banjar Kedaton Sumerta Denpasar.

 tentu tak bisa lepas dari Banjar Lebah di Jalan Kecubung Denpasar dan Banjar Kedaton di J I Wayan Rindi, Maestro Pencipta Tari Pendet Bali
I Wayan Rindi


Kedua seniman ini membuat tari Pendet penyambutan dengan empat orang penari untuk disajikan sebagai bab dari pertunjukan turistik di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali.

Tari pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura. Tarian ini merupakan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Seiring perkembangan zaman para seniman Bali mengubah pendet menjadi “ ucapan selamat tiba “ meski tetap mengandung anasir yang sacral-religius.

Sederet tamu penting, pada tahun 1950-an termasuk kedatangan Presiden Soekarno dan wapres Bung Hatta, kerap disambut dengan Tari Pendet begitu mereka menginjakkan kaki di Bandara Ngurah Rai atau di kantor gubernuran di Denpasar. Sehubungan dengan sering ditampilkan di depan presiden dan tamu negara lainnya, tidak mengherankan bila Tari Pendet begitu cepat memasyarakat, bahkan dikagumi banyak sekali kalangan dari potongan dunia.

Wayan Rindi, maestro tari sekaligus pencipta Tari Pendet, mungkin tak pernah terbersit untuk mematenkan hasil karyanya. Mungkin pula, bila dirinya masih hidup akan merasa sangat murung knorma dan sopan santun Tari Pendet yang sakral itu pernah diklaim Malaysia. Walaupun pada risikonya pemerintah Malaysia mengcerita sesungguhnya tayangan tari pendet dalam sebuah program di televisi Malaysia tersebut sebagai tanggung jawa Discovery Channel Singapura. Discovery Channel Singapura pun risikonya meminta maaf.

Wayan Rindi ialah penekun seni tari yang dikenal alasannya ialah kemampuannya menggubah tari dan melestarikan seni melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Salah satunya terekam dalam bermacam-macam foto semasa hidupnya yang aktif mengajarkan bermacam-macam tari Bali, termasuk tari pendet pada keturunan keluarga maupun di luar lingkungan keluarganya.

Kisah Rindi berawal pada 1930-an, knorma dan sopan santun tiba-tiba masyarakat Badung dikejutkan kedatang an tari Gandrung Lawangan. Masyarakat begitu terpesona dengan olah gerak seorang penari belasan tahun.

Siapa sangka penari Gandrung berkarisma itu ternyata I Wayan Rindi, kelahiran Banjar Lebah Denpasar tahun 1917, yang sewaktu usia kanak-kanak dipungut seorang petani Banjar Tegal Linggah.

Lewat petani inilah, Rindi dikenalkan dengan dunia tari lewat empu tari ternama, menyerupai I Wayan Lotering dari Kuta, I Nyoman Kaler dari Pemogan, serta oleh penabuh I Regog dari Ketapian Denpasar.

Dari tempaan energi-energi seni bertuah para maestro inilah, Rindi lahir dan tumbuh menjadi seniman tari yang utuh; praksis penguasaan teknik tari berenergi taksu, sekaligus pula menubuhkan citarasa intuisi yang selalu berkembang maju. Seiring perkembangan popularitas Rindi merangkak naik; hampir seluruh pecinta seni tari di Bali mengenal Rindi remaja ini.

Berbagai permintaan ia tiba i dengan menyuguhkan banyak sekali kesangat menguasaian menari yang berbeda. Rindi tumbuh cukup umur secara usia dan matang dalam hal pikiran dan visi berkeseniannya. Sehingga, kedatang annya selalu dinantikan oleh segenap masyarakat pencinta seni –khususnya seni tari  Bali.

Sejak itu, ia mulai menapaki ruang-ruang antusiasme masyarakat akan kegandrungan pada keindahan tari dan tabuh Bali yang berenergi. Tari pendet lahir ketika itu/ knorma dan sopan santun niat Almarhum I wayan Rindi mengungkapkan keinginannya untuk melahirkan sebuah tari penyambutan untuk tamu.

Dengan ditemani salah satu mitra yang sama-sama mengajar tari di rumah Rindi yang berjulukan Ni Ketut Reneng. Keduanya tetapkan untuk membuat satu macam tarian dengan mengambil pakem Tari Pendet Wali sebagai roh tariannya.

Ini, terjadi dalam dasawarsa 50-an. Baik Rindi maupun Reneng, sama-sama tidak menghilangkan unsur gerak dan bentuk kostum tari yang menjadi pakem tari sebelumnya (Tari Pendet Wali). Hanya, mereka memodifikasinya dan mengubah fungsi tarian menjadi tarian penyambut tamu.

Salah satu bentuk koreografi hasil modifikasi tersebut ialah penambahan adegan pelemparan bunga ke arah tamu di bab tamat sebagai wujud penghormatan akan tamu. Alit Arini–bersama Gusti Putu Sita, Luh Roni dan Wayan Merti—adalah orang pertama yang memeragakan Tari Pendet guna menyambut kedatangan wisatawan asing.

Modifikasi terhadap Tari Pendet terjadi lagi pada tahun 1961, yang mana beberapa seniman menyerupai I Wayan Beratha mengubah rujukan jumlah penari yang asalnya empat orang ditambah menjadi lima orang penari. Tak kurang luar biasa lagi pada tahun 1962, I Wayan Beratha menyuguhkan Tari Pendet dengan jumlah penari yang tidak sedikit. Bayangkan, sebanyak 800 orang penari disertakan dalam pagelaran Tari Pendet massal kala itu. Tarian ini bertepatan dengan momentum dalam rangka memeriahkan upacara pembukaan Asian Games di Jakarta.

Bagi Rindi, menyaksikan perkembangan Tari Pendet yang diciptakannya cukup hingga tahun 1976 saja. Dan pada tahun itu Rindi Sang Maestro pencipta tari pendet berpulang kealam sana dengan damai; ia meninggal dunia sesudah puluhan bahkan ratusan orang berhasil ia ajarkan pengertian dan klarifikasi dan gerakan tari. Tinggal pelajar dan siswa-pelajar dan siswanya dan anak keturunan yang setia memelihara dan menularkan penilaian-penilaian seni itu ke setiap generasi. Sementara, dari sekian usang bergelut dengan dunia tari, mungkin tidak sepintaspun terbersit dalam alam pikir Rindi untuk mematenkan buah karyanya itu. Selain dengan alasan belum adanya hak paten waktu itu, juga alasannya ialah Tari Pendet mengandung unsur keluasan evaluasi religius dan sakral. Sehingga, insan yang lemah, model Rindi; tidak dimemberikan keberanian untuk mempatenkan Tari Pendet sebagai hasil cipta manusia. Padahal, zaman itu Tari Pendet sudah dianggap sebuah karya yang begitu luar biasa.

Sumber :  /search?q=i-wayan-rindi-alm-maestro-pencipta-tari

Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90